Mentan Amran Geram : 250 Ton Beras Illegal Masuk Melalui Sabang

8

Sabang, Desaintoday.com – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengungkap temuan 250 ton beras impor ilegal di Sabang. Beras tanpa izin tersebut diduga kuat berasal dari Thailand dan Vietnam.
Amran menerima laporan ini sekitar pukul 14.00 WIB. Ratusan ton beras ilegal telah diamankan dan disegel di gudang milik perusahaan swasta, yakni PT Multazam Sabang Group (MSG).

“Kami terima laporan tadi sekitar jam 2, bahwasannya ada beras masuk di Sabang itu 250 ton, tanpa izin dari pusat, tanpa persetujuan pusat. Tadi langsung kami telepon Kapolda, kemudian Kabareskrim, kemudian Pak Pangdam, langsung disegel ini berasnya, nggak boleh keluar,” ungkap Amran di kediamannya, Pengadegan, Jakarta Selatan, Minggu (23/11/2025).

Meski impor dilakukan pada zona perdagangan bebas atau free trade zone, Amran menegaskan kegiatan tersebut mesti sesuai dengan persetujuan dan rekomendasi Kementan. Di sisi lain, ia menyebut impor beras berasal dari Thailand dan Vietnam yang memiliki harga lebih murah.

Sejalan dengan perintah Presiden Prabowo Subianto, Amran menegaskan pemerintah memutuskan untuk tidak mengimpor beras. Ia juga telah berkoordinasi dengan Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso, jajaran Kementan setingkat direktorat jenderal (dirjen), deputi, hingga Bapanas untuk memastikan izin impor tersebut.
Namun hasilnya, tidak ada pihak pemerintah pusat yang telah menyetujui impor beras tersebut.

Apapun saat ini, ia memastikan stok beras di Sabang dalam kondisi melimpah.
“Beras kita di sana cukup besar. Ada hampir 402 ton untuk 3 bulan, siap. Jadi, stok kita banyak.
Ini nasionalismenya di mana? Ini adalah kehormatan bangsa kalau kita bisa berdaulat pangan,” jelasnya.

Amran menegaskan pihaknya menggandeng aparat hukum untuk mendalami pelaku impor beras ilegal tersebut. Saat ini temuan tersebut masih diusut.

Baca juga :   Media Merupakan Mitra Kerja TNI dalam Pemberitaan, Brigjen TNI Juniras Lumbantoruan

Pemerintah juga sempat kecolongan impor komoditas pangan pada 2017, yakni jagung. Kemudian jagung impor ilegal itu dikirim kembali ke negara asalnya.
“Kalau dulu pernah terjadi jagung 2017 kalau tidak salah, kami dapatkan barangnya, sudah rapat di Surabaya, tetapi izinnya belum keluar dari pertanian. Langsung kami suruh balik semua. Kalau tidak salah, empat kapal waktu itu,” jelas dia.

Amran juga menegaskan “Apabila ada Pejabat yang memberikan izin masuknya beras impor Thailand,Vietnam, dan Kamboja ke Wilayah Negara Republik Indonesia maka Jabatannya akan di copot. ( Red – Sht007 )