Desaintoday.com, Batam – Perwakilan inisiator/penggagas asosiasi pedagang pasar seken (bekas) Batam datang berdiskusi dan meminta masukan dari Senator Anggota DPD RI Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau Dr. Richard Hamonangan Pasaribu, B.Sc., M.Sc. ditemani dua orang stafnya di Restoran Mie Tarempa KBC Batam Center (09/12/22).
Perwakilan ini datang dari berbagai latar belakang pengusaha jenis barang seken di Kota Batam.
Adrianus Mudon, Ketua Natal Pedagang Seken dan inisiator pembentukan asosiasi menyampaikan soal rencana menjadikan Richard Pasaribu menjadi pembina pedagang pasar seken Batam sekaligus menyampaikan rencana perayaan Natal pedagang pasar seken Se Kota Batam yang akan diadakan tanggal 10 Januari 2022.
Adrianus Mudon juga menyampaikan beberapa persoalan yang masih dihadapi para pelaku pasar seken mengenai kendala keluar masuk barang seken.Walaupun kita sudah mengikuti imbauan Pemerintah mengenai digitalisasi (pemanfaaatan internet) dalam pemasaran pasar seken namun kita masih dibayang-bayangi aturan pajak dari Menteri Keuangan yaitu pengenaan pajak yang sangat tinggi di Batam yang nyata-nyata memukul pelaku industri kecil dan menengah khususnya di Kota Batam.
Mudon Tokoh Dayak Kota Batam ini juga menambahkan, “Penetapan pajak barang yang keluar dari Batam relatif tinggi dan terkadang kurang masuk akal. Pengalaman pedagang pasar seken yang mengirimkan barangnya ke luar Batam pengenaan pajak di luar ongkir bisa sampai 60-70 persen diluar ongkos kirim. Untuk itu harga barang bisa menjadi dua kali lipat bila ditotalkan semua, yakni pajak dan ongkos kirim. harga barang dari kita di Batam ini sudah tidak bisa kompetitif. Tentunya ini menjadi aspirasi kita kepada Pemerintah agar pengenaan pajak ini bisa dievaluasi ulang. Kita paham Batam ini sebagai kawasan perdagangan bebas (free trade zone), tetapi Pemerintah bisa memperhatikan kehidupan kita juga, para pedagang pasar seken ini.
Senator Richard Pasaribu mengatakan “Kita apresiasi niat baik pedagang yang mau mengkonsolidasikan diri dalam sebuah asosiasi yang dapat merangkul seluruh pengusaha pasar seken agar dapat diatur sedemikian rupa. Asosiasi harapannya dapat menjadi jembatan penghubung antara pemangku kepentingan utamanya pedagang pasar seken dan Pemerintah. Harapannya, apa masalah di dalam bisnis ini boleh dipecahkan dalam asosiasi ini.”
“Pembatasan pasar seken kalau kita melihatnya secara makro ekonomi tentunya akan mengganggu usaha dalam negeri misalnya tekstil dan pakaian jadi dalam negeri. Tak bisa kita pungkiri bahwasanya perlu kita mengevaluasi secara menyeluruh tentang prospek barang seken ini, utamanya yang membanjiri Kota Batam ini dari negeri tetangga yaitu Singapura. Di satu sisi cukup banyak membantu usaha ekonomi masyarakat banyak yang menggantung hidupnya di bisnis ini. Di sisi lain kita juga harus peduli dengan national interest, kepentingan nasional. Kita harus cari jalan tengahnya win-win solution” tutup Richard Pasaribu.
Saat ini pasar second ada di Jodoh, Bengkong Harapan, Golden Prawn, Aviari, Tiban, Dapur Duabelas dan lain-lain. Perkiraannya anggota asosiasi pasar seken ini dapat mencapai sepuluh ribuan pengusaha/pedagang yang menjual beragam rupa barang seken. Mulai dari pakaian baju, sepatu, tas, furnitur, barang-barang perkakas dapur, mainan anak dan banyak macamnya. Menariknya, pesona barang seken ini mulai dari segmen menengah ke bawah. Masih banyak masyarakat berpikir dapat barang bagus walaupun bekas tetapi bermerek, dengan harga miring atau murah.